Jumat, 30 Maret 2018

Biografi Imam Madzhab (Imam Malik)



1.     Biografi dan Pendidikan Imam Malik
Imam Malik memiliki nama lengkap Abu Abdillah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amr Ibn Harist Ibn Ghaiman Ibn Kutail Ibn Amr Ibn Harist al-Asbahi. Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H/712 M dan wafat tahun 179 H/796 M tepatnya pada usia 86 tahun.[1] Beliau hidup pada zaman pemerintahan daulah Abbasiyah, zaman dimana ilmu pengetahuan mulai berkembang dengan pesat. Pada masa itu pula pengaruh ilmu pengetahuan Arab, Parsi dan Hindi tumbuh dengan suburnya dikalangan masyarakat.[2]
Imam Malik lahir dan tumbuh di Madinah, kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya. Bahkan kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadist terpandang dikota tersebut.[3] Oleh karena itu, sejak kecil beliau tidak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu karena beliau merasa Madinah merupakan sumber ilmu. Keluarganya merupakan ulama ahli hadis, sehingga Imam Malik pun menekuni hadist dan menimba ilmu pada ayah dan paman-pamannya.
Sejak masa kecil, Malik dikenal sebagai pribadi yang gemar menuntut ilmu. Kehidupan ilmiahnya dimulai dengan menghafal al-Qur’an, kemudian menghafal Hadis Rasulullah SAW. Dalam catatan sejarah Ahmad Syarbashi (ahli sejarah madzhab-madzhab fikih Mesir), suatu ketika Malik menghadiri pelajaran hadis pada seorang tokoh hadis yang bernama Ibn Syihab al-Zuhri (51-124H), dengan hanya mendengar bacaan hadis gurunya itu, ia mampu menghafal 29 dari 30 hadis yang dibacakan. Hampir seluruh ahli hadis dan fikih di Madinah didatangi Malik untuk menimba ilmu.[4] Tercatat Imam Malik pernah berguru pada ulama-ulama terkenal pada masa itu seperti: Abd al-Rahman Ibn Hurmuz, Nafi’ Maulana Ibn ‘Umar, serta Ibn Syihab al-Zuhri dan masih banyak ulama lain. Sedangkan murid-murid Imam Malik diantaranya adalah Abu Muhammad Abdullah Ibn wahab, Asbah Ibn farj, Imam Syafi’i, Muhammad Ibn Ibrahim dan lain-lain.[5]

2.     Karya-karya dan Pokok Pemikiran Imam Malik
Banyak yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya Imam Malik memiliki karya yang banyak, tercatat diantara karya-karya beliau adalah: Kitab 'Aqdiyah, Nujum, Hisab Madar al-Zaman, Manazil al-Qamar, Tafsir li Gharib al-Qur’an, Manasik, Ahkam al-Qur’an, tafsir al-Qur’an, al-Mudawanah al-Kubra, Risalah ibn Matruf Gassan, Risalah ila al-Lais, Risalah ila ibn Wahb, dan al-Muwwatha’. Namun demikian, karya yang sampai kepada kita hanya dua yakni, al-Muwatta' dan al-Mudawwanah al-Kubra.[6]
Al-Muwwatha’ merupakan kitab hadist sekaligus fikih dimana didalam kitab tersebut, Imam Malik menghimpun hadist-hadist dalam tema-tema fiqh yang beliau bahas seperti praktek atau amalan penduduk Madinah, pendapat tabi'in yang beliau temui, serta pendapat sahabat serta tabi'in yang tidak sempat ditemuinya.[7] Sedangkan kitab al-Mudawwanah al-Kubra sejatinya merupakan catatan seorang murid beliau yang bernama Abd al-Salam Ibn Sa’id al-Tanukhi yang lebih dikenal dengan nama Sahnun (wafat pada tahun 240 H), kitab ini kemudian diteliti oleh Abdu al-Rahman Ibnu al-Qasim (128-191 H). Sehingga tidak jarang orang-orang menganggap Ibnu Qasim sebagai pemilik dan penulis al-Mudawwanah.[8] 
Adapun pokok-pokok pemikiran Imam Malik, khusunya dalam membentuk madzhabnya hanya diketahui dari kesimpulan para murid atau pengikutnya berdasarkan karya-karyanya dibidang fikih maupun di bidang hadist, seperti dari kitab al-Muwaṭṭa’ dan al-Mudawwanah al-Kubra. Sebelum melakukan ijtihad, Imam Malik lebih dulu meneliti apa yang tertera dalam al-Qur’an, sunnah, amalan penduduk Madinah, dan fatwa sahabat. Setelah hukum suatu maslah tidak ditemukan dalam sumber-sumber tersebut, barulah beliau melakukan ijtihad dengan qiyas, istiḥsan, istiḥlah (al-maslaḥah al-mursalah), dan sadd al-dzari’ah (mencari inti masalah dan dampak suatu perbuatan).[9]



[1] Abdul Mujib, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Bandung: Kencana, 2007, hlm. 184.
[2] Ahmad al-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab, Penerjemah: Sabil Huda, H.A. Ahmadi, Jakarta: Amzah, 2008, hlm. 72.
[3] Tim Ilmiah Purnasiswa, Sejarah Tasyri’ Islam, Lirboyo: Forum Pengembangan Intelektual, 2006, hlm. 260.
[4] Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, cet. 1, Jakarta: Ichtiyar Baru Van Hoeve, 1996, hlm. 1092.
[5] Hasan Al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar, Jakarta: Pustaka al-Kaustar, 2003, hlm. 37.
[6] M. Alfatih Suryadilaga (ed), Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, 2003, hlm. 6.
[7] Abdul Aziz Dahlan, op. Cit, hlm. 1093.
[8] Tariq Suwaidan, Biografi Imam Malik: Kisah Perjalanan dan Pelajaran Hidup Sang Imam Madinah, Jakarta: Zaman, 2012, hlm.270.
[9] Abdul Aziz Dahlan, op.Cit., hlm. 1093.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar