Puisi Sukmawati dianggap melecehkan
Islam? Melecehkanya dimana? Dia bilang konde Indonesia lebih indah dari cadar syariat Islam.
Dia bilang lebih Indah kidung ibu Indonesia
daripada alunan adzanmu.
Cadar yang menutupi seluruh tubuh kecuali mata, apakah ada cantik-cantik sendikit saja? Apakah budaya arab itu harus diikuti dan diterapkan di Indonesia? Jawabannya adalah PUISI IBU INDONESIA Karya Bu Sukmawati.
Alunan suara adzan yang tidak selalu merdu, Namun sebagai Umat Islam seharusnya panggilan kepada ALLAH menjadi suara yang dianggap paling merdu. Jangan lagi engkau menyinggung seperti itu kepada kami (Umat Islam) ya Bu Sukmawati. Seharusnya yang patut engkau singgung adalah suara TAKBIR di jalanan yang di gunakan sembarangan dalam demo dan acara berkepentingan pribadi-pribadi para politisi.
Puisi yang responsif terhadap realita akhir-akhir ini
yang menurut saya mengganggu kecantikan Ibu Indonesia, dengan syariat Islam
yang di agung-agung dan meninggalkan nilai-nilai kehidupan berbangsa, puisi
Sukmawati ini mengkritik secara langsung kepada para pejuang label syariah dan
melupakan kecantikan Budaya Indonesia.
Sebagai budayawati dan pengarang
puisi yang netral, Bu Sukma tidak berniat melecehkan atau merendahkan yang
lain. Apalagi agama Islam. "Saya
nggak ada SARA-nya. Di dalam saya mengarang puisi. Saya sebagai budayawati
berperan bukan hanya sebagai Sukmawati saja, namun saya menyelami, menghayati,
khususnya ibu-ibu di beberapa daerah. Ada yang banyak tidak mengerti syariat
Islam seperti di Indonesia timur di Bali dan daerah lain," kata Sukmawati.
Puisi yang sesuai Realita dan hasil
dari penyelaman bathin yang dalam. "Lho Itu suatu
realita, ini tentang Indonesia. Saya nggak ada SARA-nya. Di dalam puisi itu,
saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya
budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah
yang memang tidak mengerti syariat Islam, seperti di Indonesia timur, di Bali,
dan daerah lain,"
Tak perlu marah berlebihan, jika
memang suaramu tidak begitu merdu, jika suaramu seperti suaranya Bilal bin
Rabbah barulah patut untuk marah dan menuntut, memang Faktakan? Suara adzan
sudah sering menjadi permasalahan di perkotaan. "Soal kidung ibu pertiwi Indonesia
lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh aja dong. Nggak
selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini
kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan
ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati,"
ujar Sukmawati.
Sukmawati menambahkan komentarnya "Jadi
ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya
merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada,
akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu," sambungnya.
Tak perlu Marah berlebihan, Jika
memang menyinggung perasaan anda sebagai umat Islam yang begitu taat beribadah
dan sangat merdu suaranya ketika adzan. Maafkan bu Sukma yang sudah secara
terang2 an meminta ma af. Saya tidak mendukung Bu sukma karena memang
menyinggung Umat Islam, namun secara obyektif saya melihat singgungan itu
merupakan respon jadi rentetan relitas-relitas kenyataan di Indonesia
akhir-akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar